Selasa, 13 Maret 2012



Peran Mulia Sang Bunda

Sosok ibu selalu membekas di hati setiap anak. Bagaimanapun rupa sang bunda, seperti apapun sifatnya, tapi cinta, kasih sayang, dan perhatiannya akan selalu kita kenang dan rindukan. Mungkin tak semua ibu lemah lembut, ada pula ibu yang keras perangainya dan tegas didikannya. Tapi satu hal, kesuksesan sang buah hati mampu membuatnya tersenyum bangga dan berurai air mata bahagia.
Setiap sukses yang diraih seseorang, maka ada peran besar orang di belakangnya. Begitulah yang selama ini selalu terjadi. Banyak orang-orang besar di dunia yang berhasil berkat peran sang ibunda. Sekilas peran sang bunda sangat kecil dan sepele.
Padahal Allah SWT  dan Rasulullah SAW menempatkan posisi ibu di tempat yang begitu mulia seperti dalam hadist Bukhseari dan Muslim, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk kupergauli dengan baik?” Beliau berkata, “Ibumu.” Laki-laki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa?” tanya laki-laki itu. “Ibumu,” jawab beliau, “Kemudian siapa?” tanyanya lagi. “Kemudian ayahmu,” jawab beliau. ” Mengapa Rasulullah sedemikian rupanya menghormati sang ibu? Karena sesungguhnya peran ibu dalam kehidupan seseorang sungguhlah besar dan mulia.

Ibu, Pengasuh Sang Buah Hati
Perkara hamil, melahirkan, menyusui dan mengasuh anak sungguhlah bukan suatu hal yang mudah. Kepayahan luar biasa dan kelelahan tiada terkira dialami sang bunda.
Ibu manapun di seluruh dunia merasakannya. Berjuang menjaga kandungannya selama sembilan bulan, melahirkan buah hati ke dunia meski sakit mendera seluruh raga, menyusui, merawat dan mengasuhnya dari hari ke hari tanpa pernah meminta untuk berhenti. Tak ada seorangpun yang mampu menggantikan peran ibu terhadap anaknya. Dan takkan mampu sang anak membalas seluruh pengorbanan sang bunda. Maka, Allah SWT berfirman dalam surat al-Ahqaf ayat 15, “Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandungnya dengan menyapihnya adalah tigapuluh bulan.”
Zaman terus berganti, namun ternyata peran sebagai seorang ibu tak terkikis kemuliaannya. Apapun titel dan gelarnya. Naluri sang ibu tetap terfokus pada kebaikan sang buah hati. Berapa banyak ibu-ibu yang telah menuntaskan sekolahnya hingga memiliki banyak gelar, namun tetap memilih mengurus anak-anaknya di rumah daripada berkarier di luar rumah. Berapa banyak para ibu yang memilih meninggalkan pekerjaan dan kariernya demi sang buah hati yang menanti uluran kasih sayang dan perhatiannnya. Ini membuktikan bahwa apapun itu takkan mampu menggoyahkan tekad sang bunda untuk merawat sendiri buahhatinya dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Ibu, Pendidik Terhebat bagi Anak Tercinta
Perilaku seseorang sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungannya dan didikan orangtuanya semasa kecil dahulu. Maka ibu adalah guru pertama bagi anak. Ibu adalah contoh nyata bagi anak dalam berperilaku dan  sudah seharusnyalah, ibu adalah orang pertama yang menanamkan akhlak dan budi pekerti pada sang anak. Maka merupakan sebuah kerja keras  bagi seorang ibu untuk menanamkan pendidikan akhlak kepada anak pada zaman sekarang ini. Zaman di mana arus informasi dan budaya membanjiri lingkungan. Zaman di mana semuanya serba instan dan individual. Maka memerlukan lebih dari sekedar cinta kasih untuk menanamkan pendidikan akhlak serta ajaran agama bagi sang ibu dalam mendidik anak-anak tercinta.
Seorang ibu harus pandai, ibu harus tau ‘ilmunya’ dalam mendidik anak. Karena seorang ibu akan menyesal seumur hidupnya, jika kelak buah hati  tercinta menapaki jalan yang salah, tersesat di era globalisasi, sehingga ia tak lagi mengenal Tuhannya, ia melupakan adat istiadat bangsanya dan ia tak lagi menghormati ibunya.
Maka, jangan lagi kita sepelekan tugas ibu, karena beliaulah yang dengan susah payah, tanpa kenal lelah dan tak kenal kata menyerah, mengajari kita akan arti syahadat, mengingatkan kita agar tak lupa pada syariat, dan menuntun kita agar  memahami betapa pentingnya sopan santun dan akhlak yang mulia , hingga kemana pun kaki kita menjelajah kita tak meninggalkan adat istiadat kita sebagai orang timur dan kewajiban kita sebagai seorang muslim.

Ibu, Sosok Luar Biasa di Balik Kesuksesan Ananda
Jika kita menemukan orang sukses di luar sana. Tanyakan padanya bagaimana  peran sang ibu dalam hidupnya. Begitu banyak cerita-cerita hebat tentang peran sang Ibunda dibalik kesuksesan seseorang.
Siapa yang tak mengenal Thomas Alva Edison, seorang penemu terbesar sepanjang sejarah. Tapi  ternyata Thomas kecil dianggap sebagai anak yang agak tuli dan bodoh oleh guru di sekolahnya. Bahkan ia mendapatkan surat dari sekolahnya yang menyatakan bahwa ia sangat bodoh dan meminta ibunya untuk mengeluarkannya dari sekolah. Di sinilah kehebatan Sang ibu jelas terlihat. Ibunda Thomas tidak menyerah , setelah semua sekolah tidak mau menerima anaknya, ia pun menjadi guru pribadi bagi Thomas. Ia kembali menumbuhkan semangat dan rasa perciyi pada diri Thomas. Ibu Thomas mengajarkan Thomas cara membaca, menulis, dan matematika. Dia juga sering memberi dan membacakan buku-buku bagi Thomas, antara lain buku-buku yang berasal dari penulis seperti Edward Gibbon, William Shakespeare dan Charles Dickens. Sedikit demi sedikit semangat dan kepercayaan diri Thomas semakin meningkat. Thomas sangat senang mempelajari sesuatu dan membaca buku-buku yang ada. Dari semua yang dipelajarinya, Thomas menerapkan pelajaran tersebut dengan cara bereksperimen di laboratorium kecilnya.  Thomas melakukan percobaan dan eksperimen terus menerus hingga penemuan-penemuannya menjadi sempurna. Kini dunia pun mengakuinya, tak ada lagi yang meragukan kejeniusan Thomas Alva Edison yang dulu dicap sebagai anak yang bodoh. Dan keberhasilannya tak lepas dari peran besar dan mulia sang bunda, Nancy Mattews Edison. Masihkah ada yang menyepelekan peran ibu?!  (Vi)


0 komentar:

Posting Komentar

 
Vebby Khairunnisa Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template